Sabtu, 17 Juli 2010

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tunas Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.)

ABSTRAK

ERIKA T HUTAGALUNG. NIM: 0705105013.

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tunas Cabai Rawit

(Capsicum Frutescens L.).

Dibawah bimbingan Ir. I Gusti Ngurah Raka, MSi.

Cabai rawit (Caspicum frutescens L.) merupakan tanaman jenis hortikultura. Tanaman cabai yang dipangkas pucuknya, masih bisa bertahan hidup, dan dapat menumbuhkan pucuk-pucuk ataupun tunas-tunas baru serta mampu menghasilkan bunga dan buah. Pemangkasan tanaman cabai rawit disertai dengan memberikan perlakuan pemupukan dengan pupuk organik pada beberapa tingkat dosis.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan tunas baru pada tanaman cabai rawit yang telah dipangkas. Perlakuan dosis pupuk organik terdiri dari empat tingkat yaitu 0 kg, 2 kg, 4 kg dan 6 kg per tanaman. Pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali dan setiap ulangan menggunakan 2 tanaman.

Hasil percobaan pada perlakuan pupuk organik dengan pemberian dosis 4 kg per tanaman menunjukkan hasil pertumbuhan tunas yang paling baik dengan rata-rata tinggi tunas 35,18 cm, rata-rata jumlah tunas 119,5047 batang, dan rata-rata jumlah daun 710,25 helai.

Pengaruh Konsentrasi Bio-urine Terhadap Pertumbuhan Tunas Baru Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

ABSTRAK

NI LUH GEDE WIDYA PURNAMI. NIM: 0705105002.

Pengaruh Konsentrasi Bio-urine Terhadap Pertumbuhan Tunas Baru Cabai Rawit

(Capsicum frutescens L.).

Dibawah bimbingan Ir. I Dewa Nyoman Nyana, M.Si.

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersil di daerah tropis dan menduduki areal paling luas di antara sayuran lain di Indonesia. Pada umumnya penurunan produksi terjadi disebabkan oleh serangan penyakit, disamping tanaman cabai telah berumur lebih dari enem bulan, dan ketidak tersediaan hara yang cukup di dalam tanah, mengakibatkan petumbuhan tunas baru terhambat. sebagai petani harus mulai mengembangkan kemampuan untuk mengolah hasil pertanian dengan menggunakan sumber daya lokal yang ada. Salah satunya adalah menggunakan Bio-urine , Salah satu pupuk organic cair yang berasal dari urine sapi yang telah difermentasi. Dengan menggunakan Bio-urine , kita telah mengembangkan pertanian organik serta lebih memanfaatkan hasil sisa buangan dari sapi. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dibuatlah penelitian tentang pengaruh konsentrasi Bio-urine terhadap pertumbuhan tunas baru tanaman cabai.

Percobaan ini bertujuan untuk untuk mengetahui konsentrasi Bio-urine yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan tunas baru tanaman cabai pasca produksi. Perlakuan konsentrasi bio-urine terdiri dari empat perlakuan, yaitu 0 ml/l, 50 ml/l, 100 ml/l dan 150 ml/l. Pada masing_masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali dan setiap ulangan menggunakan 2 tanaman.

Hasil percobaan pada perlakuan dengan pemberian konsentrasi bio-urine 150 ml/l memberikan hasil yang terbaik dilihat dari rata - rata jumlah cabang sebanyak 14,8 dan tinggi cabang 9,38 cm pada minggu keempat pengamatan.